Sain pada Nafas, Prana dan 5 Elemen di Swara Yoga


Ilmu Yoga Swara

Organisme manusia bekerja melalui jaringan saluran khusus yang dikenal dalam ilmu fisika sebagai saraf, vena, dan arteri. Saluran yang memungkinkan kita untuk bertindak dan bereaksi terhadap lingkungan kita dikenal sebagai saraf. Kami akan menggunakan istilah nodi untuk merujuk pada saraf halus tubuh. Sistem saraf otonom menjalankan mesin bagian dalam organisme melalui cabang simpatik dan parasimpatis. Semua saraf dan nadi membentuk jaringan di sekitar setiap sel, serat, jaringan, tulang, dll.

Untuk menjaga agar organisme tetap sadar akan lingkungannya dan dirinya sendiri. Selama aliran energi di setiap nadi dan saraf bekerja dalam urutan ritme yang tepat di area tertentu, kehidupan tetap ada. Ketika nadi diblokir, organ yang terhubung dengannya menjadi tidak bernyawa, dan akibatnya organisme mengembangkan banyak penyakit. Organ internal kita berfungsi seperti pabrik, menghasilkan energi yang diubah menjadi kesadaran. Korteks serebral menerima sinyal neuromotor dari organ dalam berupa impuls listrik yang kemudian diinterpretasikan dan diubah menjadi kesadaran. Sinyal neuromotor ini sendiri berbentuk energi elektromagnetik dan elektrokimia.

Proses “pembuatan” berlanjut selama seseorang masih bernapas, kecuali selama pernapasan yoga ketika proses tersebut dipertahankan tanpa adanya pernapasan biasa. Ketika nafas berhenti sama sekali, organisme itu mati. Nafas adalah kunci kehidupan. Ini menghubungkan organisme dengan kesadaran, materi dengan pikiran. Kehadirannya adalah hidup dan tidak adanya, kematian. Nafas adalah prana, tetapi proses pernafasan itu sendiri merupakan tindakan neuromotor karena inhalasi dan ekshalasi dilakukan dengan bantuan saraf.

Tindakan ini dihasilkan oleh denyut kehidupan. Tindakan diperlukan untuk semua pembelahan sel. Menurut filosofi Hindu, tindakan ini ada di dalam benih organisme sebagai fungsi dari unsur Angin. Pulsasi, kontraksi, ekspansi, dan pernapasan adalah tindakan melekat pada sperma dan sel telur.

Denyut-denyut yang melekat inilah yang menopang organisme sebelum nafas pertamanya terjadi. Bahkan ketika lubang hidung tidak bekerja dan paru-paru tidak aktif, cairan ketuban, yang diisi dengan prediksi dari ibu, mengalir ke paru-paru dan melalui tali pusat; jadi prana berfungsi di dalam rahim.

Setelah pembuahan, pertumbuhan dimulai, kekuatan prana yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ini disediakan di dalam rahim di mana organisme itu tertutup rapat dan diberi makan oleh cairan kehidupan. Setelah lahir, hal pertama yang mengatur semua aktivitas tubuh adalah pernapasan, pembesaran paru-paru dan lubang hidung. Paru-paru mulai bekerja dengan tangisan pertama bayi. Ini adalah titik awal kehidupan individu, dan siklus hidung.

Pernapasan yang Benar dan Dampaknya pada Rentang Hidup

Hidung adalah satu-satunya organ tubuh yang terus berinteraksi dengan lingkungan luar. Laju pernapasan dengan cepat merespons perubahan kondisi fisik atau mental. Dalam amarah, misalnya, nafas menjadi cepat, dan saat tidur nyenyak menjadi lambat dan teratur. Rata-rata organisme manusia bernafas (satu nafas) 13-15 kali per menit, yang berarti tubuh bernafas 21.000 hingga 21.600 kali dalam siklus 24 jam.

Dengan peningkatan ritme pernafasan, terjadi peningkatan aliran darah dan cairan kehidupan penting lainnya. Peningkatan ini pada gilirannya merangsang aktivitas neuromotor yang menyebabkan tubuh memanfaatkan lebih banyak energi. Organisme kemudian harus mengubah lebih banyak oksigen dan glukosa menjadi energi melalui respirasi sel internal. Tuntutan ini tidak mempengaruhi organisme dalam siklus pertumbuhannya, tetapi pada saat dewasa organisme bereaksi terhadap keausan, mekanisme perbaikan melambat, dan tingkat energi berkurang. Hasilnya adalah stres dan ketegangan yang meningkat. Dengan mempertahankan laju pernapasan normal tidak lebih dari 15 napas per menit, atau dengan memperlambat laju pernapasan, dapat menghemat energi, meningkatkan tingkat vitalitas dan hidup lebih lama.

Menurut Swara Yoga, Shiva Swarodaya dan Gyana Swarodaya, umur hidup manusia tidak saja diukur dalam beberapa tahun tetapi juga dalam jumlah nafas. Dengan kecepatan 15 napas per menit, kehidupan manusia terdiri dari total 946.080.000 napas – 120 tahun penuh. Untuk mempertahankan laju pernapasan normal, yaitu 15 napas per menit, tidak memerlukan upaya atau pelatihan khusus.

Akan tetapi, memperlambat laju pernapasan membutuhkan kendali atas proses pernapasan dan latihan pranayama yang rutin. Swara Yoga juga mengatur metode pengendalian nafas dengan kekuatan kehendak. Salah satu praktik, misalnya, melibatkan perlambatan laju pernapasan dengan memusatkan perhatian pada suara napas dengan kontrol menghirup dan menghembuskan nafas.

Ketika seorang memiliki napas cepat terjadi, seseorang harus mencoba mengatasi nafas cepat dengan berkonsentrasi pada suara nafas dan memperlambat aktivitas dalam tubuh. Selama pernapasan normal, satu napas lengkap membutuhkan waktu 4 detik dan napas yang dihembuskan memperpanjang jarak selebar 12 jari. Saat seseorang mengurangi laju pernapasan, seseorang secara otomatis mengurangi panjang (dalam jarak) napas. Dengan mengurangi panjang nafas dan secara bersamaan kecepatan nafas, umur seseorang meningkat.

Berbagi adalah wujud Karma positif