Pengembangan Jiwa Seorang Anak


Konsentrasi

Konsentrasi adalah bagian penting dari hampir setiap aspek kehidupan, dan sangat penting untuk mengembangkan kesadaran akan kehidupan batin. Semakin besar keterampilan konsentrasi anak-anak Anda, semakin besar kemungkinan mereka akan terlibat dalam kegiatan yang melibatkan realitas batin mereka. Kegiatan berikut dapat membantu mengembangkan konsentrasi.

  • Nyalakan lilin dan letakkan di depan anda dan anak-anak anda. Dengan menggunakan kata-kata anda sendiri, bimbing mereka melalui pengalaman berikut. Menatap nyala api dan mencoba untuk menyayangi pikiran anda dari semua pikiran yang menyimpang. Biarkan cahaya lembut yang berkedip-kedip itu mengisi Anda dengan rasa sukacita dan kedamaian. Ketika pikiran menjadi sangat tenang, dosis mata Anda dan cobalah untuk memvisualisasikan nyala yang sama di mata pikiran anda. Jika itu memudar dari pandangan atau anda tidak bisa lagi membayangkannya di sana, buka mata anda dan menatap lagi pada nyala api. Tetap bergantian seperti yang terlihat benar antara berkonsentrasi dengan mata terbuka dan memvisualisasikan dengan mata tertutup. Akhiri dengan menghabiskan waktu singkat tinggal dalam kedamaian yang anda rasakan.

  • Pergi ke luar bersama anak-anak anda dan arahkan mereka untuk memilih suara, seperti angin di pohon atau nyanyian burung. Kemudian hanya duduk bersama dengan mata tertutup, menjadi serap mungkin dalam suara, perasaan, dan pikiran yang dihasilkannya. Ketika jumlah waktu yang tepat telah berlalu, buka mata Anda. Ini juga dapat dilakukan dengan mata terbuka, berkonsentrasi pada apa yang dilihat seseorang daripada apa yang didengarnya.

Salah satu rekan guru saya sedang berusaha membantu sekelompok remaja yang gelisah belajar bagaimana berkonsentrasi. Setelah beberapa kali gagal, ia menemukan teknik yang berhasil. Setiap pagi dia meminta para siswa untuk duduk diam selama 5 menit dengan mata tertutup dan pikiran mereka terkonsentrasi ke dalam. Setiap 30 detik dia akan membunyikan bel kecil. Siapa pun yang pikirannya masih fokus ketika bel berbunyi dapat menghitung satu poin (pada sistem kehormatan). Pikiran yang berkeliaran tidak ada artinya saat itu, tetapi orang-orang dapat memfokuskan kembali pikiran mereka untuk bel berikutnya. Pada akhir setiap sesi para siswa mencatat skor mereka, masing-masing dalam jurnal pribadi yang hanya diperlihatkan kepada guru.

Berbagi adalah wujud Karma positif