Swarupa Anusandhana, petunjuk para pencari Kebenaran


Ayat 1

तपोयज्ञदानाभिः शुद्धबुद्धिर्विरक्तो नृपादेः पदे तुच्छबुद्ध्या ।

परित्यज्य सर्वं यदाप्नोति तत्वं परं ब्रह्म नित्यं तदेवाहमस्मि ॥

Thapo yagna dhaanadhibhi, Sudha budhir,
Virakthe nrupadhe padhe thucha budhyaa,
Parithyajya sarvam yathapnothi thathwam,
Param brahma nithyam thadhevahamasmi.

Melalui praktik Tapa (pertapaan), Yajna (pemujaan reguler Isvara) dan Dana (amal) seseorang yang mencapai pikiran murni (Shuddha buddhih) dan bahkan akhirnya menolak (Viraktah) status seorang raja (Nrpade pade) sebagai tidak penting (Tuchha) dan mengembangkan perasaan pelepasan (Parityajya sarvam) bahwa Aku adalah Brahman tertinggi yang kekal.

 

Yajnam, Danam dan Tapa adalah bagian utama dari Karma Yoga. Di sini, Yajnam berarti menyembah Tuhan.

Pada tahap awal, meskipun seseorang mungkin memanjakan diri dalam kegiatan ini untuk tujuan melayani diri sendiri, pada akhirnya kegiatan yang sama ini membantu mencapai kemurnian pikiran.

Lebih jauh, untuk mengilustrasikan hal ini, Sri Krishna sendiri dalam Bhagavad Gita berbicara tentang Artha Bhakta dimana Tuhan adalah sarana dan dunia adalah akhir meskipun Dia tidak mencemoohnya. Namun di sisi lain, jika kita terus bertahan dalam Artha Bhakta dalam waktu yang lama maka akan terjadi kemandekan spiritual. Demikian pula, setiap orang mulai sebagai konsumen sumber daya, memberikan kontribusi yang sangat sedikit kepada dunia sebagai imbalannya. Tetapi seseorang harus mengatasi kecenderungan ini dan mulai memberi lebih banyak  kepada dunia, mengambil lebih sedikit darinya sebagai balasannya.

Danam, adalah batu loncatan ke Tyaga dan Tyaga ke Moksha. Berikutnya datang Tapa, yang dalam hal ini, menunjukkan Upasana Yoga. Dengan menjaga Shanta swaroopi Tuhan dalam pikiran setidaknya selama 10 menit setiap hari. Dengan menjaga ini, secara bertahap akan mencapai Chitta-shuddhi atau kemurnian pikiran.

Apa sajakah indikasi dari pikiran yang murni?

Kehadiran Viveka (kesadaran bahwa dunia adalah Anitya dan hanya Brahman yang Nitya) dan Vairagya (kecenderungan untuk hidup dan melayani dunia, tetapi tidak bersandar padanya)

Hanya dengan Chitta-shuddhi seseorang dapat mencapai keadaan pikiran yang berevolusi cukup untuk menolak bahkan kerajaan dan mengembangkan rasa detasemen terhadap dunia.

Tahap ini disebut Jnana Yogyata Prapti – yang berarti bahwa pencari spiritual sekarang cocok untuk mencapai Jnana.

 

Berbagi adalah wujud Karma positif