Purusha-Prakriti Tattva pada Filsafat Samkhya


Purusa (Jiva)

Purusa merupakan jenis kesadaran tertinggi. Samkhya menyebut Purusa sama dengan Jiva/jiwa. Purusa bersifat Asanga (tak terikat dan merupakan kesadaran yang meresapi segala dan abadi). Purusa merupakan subyek dari pengetahuan dan 24 unsur lainnya merupakan prinsip-prinsip alam yang merupakan obyek pengetahuan. Purusa adalah Jiva, ia bukan merupakan hasil atau produk. Ia adalah subyek atau saksi yang bersifat : asanga artinya tak terikat, merupakan kesadaran yang meresapi segala sesuatu dan abadi, tanpa awal (Anadi) dan tanpa akhir (Ananta) serta nyata (Sat). Purusa tunggal, statis dan tidak berubah.

Oleh karena Purusa adalah kesadaran, maka Purusa adalah yang mengetahui dan Prakriti adalah yang tidak sadar, yang diketahui. Purusa tidak semata-mata sebuah substansi yang sifat sadar, tapi merupakan suatu kesadaran murni yang menerangi dirinya sendiri, tidak berubah, tidak disebabkan, meliputi segalanya, realitas yang kekal. Apapun yang diciptakan, berubah, mati, hancur adalah Prakriti dengan segenap evolusinya tapi bukan sang Diri. Adalah sangat bodoh kalau beranggapan bahwa sang diri adalah badan, indra-indra, pikiran atau intelek dimana karena kebodohan ini purusa bingung dan menganggap dirinya adalah obyek dari dunia ini. Dengan demikian ia akan terikat dalam arus perubahan dan merasakan dirinya sebagai yang menderita dan menikmati.

Samkhya membuat lima argumentasi untuk membuktikan adanya Purusa sebagai berikut :

  1. Kumpulan dari segala sesuatu yang ada di dunia ini ada tujuannya yaitu demi sesuatu yang lain diluar dirinya. Artinya bahwa semua obyek-obyek yang ada di dunia ini dimaksudkan adalah untuk dimanfaatkan oleh seseorang atau sesuatu di luar dirinya sendiri. Dicontohkan dengan “Tempat Tidur” dimana tempat tidur ini terdiri dari bagian- bagian yang membentuknya, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tempat tidur ini dibuat bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk orang lain yang akan tidur di atasnya. Begitu pula “Dunia ini” terbentuk dari lima unsur-unsur kasar yang memiliki tujuan lain diluar dirinya yaitu sesuatu yang lain yang berbeda dengan obyek-obyek itu sendiri, karena obyek-obyek itu tidak dapat menikmati keberadaannya sendiri, ataupun obyek material yang satu tidak akan dapat menikmati obyek material yang lain. Maka dari itu harus ada penikmat dari obyek itu yang sadar yaitu Diri (Jiva) yang dikenal sebagai Purusa.
  2. Semua obyek yang dikenal memiliki unsur Tri Guna (Sattvam, Rajas, Tamas). Prakriti berpotensi atau memiliki esensi yang cenderung menderita atau bahagia maka itu tak mungkin ia menjadi penikmat dari dirinya sendiri. Harus ada subyek yang mengenal, yang mengatasi realitas yaitu suatu jiwa yang bebas dari tiga Guna itu. Itulah Purusa.
  3. Obyek-obyek yang ada di dunia ini termasuk pikiran, panca indra dan intelek adalah sesuatu yang tidak sadar. Mereka itu semua tidak akan dapat berfungsi tanpa pengarahan dari sesuatu yang memiliki kecerdasan untuk mencapai sesuatu tujuan. Harus ada sesuatu yang memiliki kekuatan, suatu kesadaran murni yang mampu mengkoordinir semua pengalaman-pengalaman yang ada. Sesuatu itu adalah Purusa.
  4. Prakriti yang merupakan sesuatu yang dinamis yang dapat menghasilkan sesuatu berupa produk-produk tetapi produk-produk itu tidak memiliki kecerdasan. Mereka itu semua tidak akan mempunyai makna apapun kalau tidak ada suatu kekuatan kecerdasan yang menikmati atau memanfaatkannya maka dari itu harus ada sesuatu yang dapat mengalami produk-produk dari Prakriti itu yang memilki kecerdasan ia itu adalah Purusa.
  5. Hidup ini mempunyai tujuan, tujuan itu adalah pembebasan (Moksha) dari penderitaan. Harus ada sesuatu yang berusaha menuju kepada pembebasan itu yang mengimplikasikan sesuatu yang memiliki kwalitas yang berbeda dengan Prakriti. Oleh karena bila hal itu adalah Prakriti maka apapun yang dicapai oleh Prakriti akan membawa pada penderitaan itu sendiri. Bila tidak ada sesuatu yang berbeda dengan Prakriti yang tidak dihasilkan oleh proses evolusi, bagaimana mungkin pembebasan itu dapat dicapai.

Lagipula, bila yang ada hanya Prakriti maka konsep tentang pembebasan itu sendiri dan keinginan untuk bebas yang ada pada setiap manusia seperti apa yang dikatakan oleh para resi dan kitab-kitab suci adalah sesuatu yang tidak bermakna. Maka dari itu harus ada sesuatu yang bukan Prakriti, suatu prinsip kesadaran untuk mencapai pembebasan itu. Sesuatu itu adalah Purusa. Kalau begitu apa hekekat dari pribadi atau subyek yang berkesadaran itu?. Yang pasti ia bukan badan, ia bukanlah produk dari unsur-unsur. Ia juga bukan seperti halnya indra-indra yang sekedar merupakan alat-alat saja yang pada hakekatnya bukan si pemakai alat.

Purusa bukanlah Buddhi, karena Buddhi-pun tidak memiliki kesadaran. Pribadi itu adalah Jiwa Murni yang berbeda dengan badan atau Prakriti. Hakekat Purusa adalah tidak berubah, tidak bergerak, tidak berpindah.

Berbagi adalah wujud Karma positif