Aspek Siwa Sebagai Yang Tertinggi


Konsep Shiva (Siwa) tidak dapat dijelaskan secara mentah-mentah dan perlu pemahaman yang cermat, dalam dan detail. Rudra, Shiva, Mahadeva, Sadhashiva, dan Bhairava adalah nama populer Shiva. Ada berbagai interpretasi untuk Siwa.

Kita akan membahas semua aspek ini dan mencoba memahami Siwa, Yang Tertinggi. Mari kita bahas Rudra dulu. Brahma sang pencipta melakukan penebusan dosa dengan keinginan untuk menciptakan. Tapi tidak ada yang terwujud untuk Brahma. Dia marah dan mulai menangis. Dari air matanya muncul ular yang mematikan. Brahma kesal melihat ular-ular ini dan kehilangan akal sehatnya dan akhirnya mati. Dari tubuh Brahma muncul 11 ​​Rudra. Mereka disebut eka dasa (sebelas) Rudra. Nama Rudra terbentuk dari ru dan druRu artinya menangis dan dru artinya bergerak. Oleh karena itu Rudra berarti berkeliaran sambil menangis. Penjelasan ini diberikan dalam purana.

Kesebelas Rudra mewakili sepuluh organ sensorik dalam tubuh manusia dan kesebelas Rudra adalah pikiran, kata Brhadaranyaka Upanishad. Masih ada penjelasan lain untuk Rudra yang mengatakan bahwa dia adalah penghilang kesengsaraan. Dru juga berarti larut atau lumer dan ru juga berarti ketakutan. Rudran menghilangkan semua kesengsaraan seseorang. Inilah alasan dilakukannya Eka Dasa Rudram. Eka Dasa Rudram menyebut 11 Rudra, adalah – 1. Shivan, 2. Rudran, 3. Shankaran, 4. Neelalohithan, 5. Ishanan, 6.Vijayan, 7.Bhiman, 8.Devadevan, 9.Bavothbhavan, 10.Adhityamaka Rudran dan 11. Sambha Parameshwaran.

Dalam Krishna Yajur Veda kanda (bab IV) anuvaka 1 sampai 11 memuji Dewa Rudra dan IV.5 ini disebut Rudram. Pelafalan Rudram 11 kali disebut eka dasa rudra parayana. Bab ini disebut juga namakam, karena kata nama digunakan beberapa kali dalam Sri Rudram.

Nyanyian Rudram seharusnya mencegah kematian sebelum waktunya. Di tengah kanda IV bab 5 ini ditempatkan mantra terkenal Dewa Siwa. Mantra ini disebut panchaksharam yaitu pancha (lima) + aksharam (huruf) atau mantra lima huruf. Na + ma + shi + va + ya = namashivaya adalah mantranya. Rudra dikatakan memasok tenaga dan energi untuk penciptaan Brahma. Brahma adalah penguasa penciptaan, Wisnu sang pemelihara dan Siwa sang perusak. “Pengahncur / Pemusmah” bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan Rudra. Rudra tidak suka ada orang yang melanggar aturan dan peraturan. Jika ada yang melakukannya, Rudra tidak ragu untuk menghancurkannya.

Salah jika mengatakan bahwa Dia membunuh seseorang yang tanpa sadar melakukan kesalahan. Ia hanya menghancurkan pikiran dan energi untuk melakukan kesalahan. Kalau pembunuhnya tidak ada yang melafalkan Rudram, padahal eka dasa Rudram sudah menjadi ritual. Nyanyian Sri Rudram menghilangkan semua energi jahat. Dipercaya dengan kuat bahwa ketika diucapkan, energi yang dihasilkan dari kata-kata Sri Rudram mengusir Dewa kematian Yama. Penafsiran yang tepat untuk hal ini adalah bahwa seseorang mungkin tidak mengalami kematian dini karena kecelakaan atau cedera. Namun, setiap dari kita pada akhirnya harus mati. Ada satu ayat yang disebut mritunjaya mantram (mrityu berarti kematian) di Sri Rudram yang diawali dengan tryambagam yang detailnya akan kita bahas pada postingan selanjutnya di seri ini.

Berbagi adalah wujud Karma positif