Nektar dari Agni dan Soma dalam Praktek Yoga


Soma dan Agni: Kebahagiaan dan Kesadaran

Untuk memahami Soma, kita juga harus memahami Agni, prinsip api, cahaya atau energi, yang merupakan padanannya. Dalam pemikiran Veda, prinsip kembar Agni dan Soma berada di belakang semua pekerjaan di alam semesta di semua tingkatan. Pada tingkat luar, mereka merujuk pada unsur-unsur besar api dan air, tetapi simbolisme batin mereka jauh lebih dalam.

Pembagian realitas ganda seperti ini mengambil banyak bentuk seperti Purusha dan Prakriti, Wisnu dan Lakshmi, Siwa dan Sakti. Memang, Siwa dikatakan sebagai Agni-Somatmakam atau keduanya Agni dan Soma di alam. Sisi kanannya adalah Agni di alam – berapi-api, keras atau maskulin. Sisi kirinya adalah Soma di alam – berair, lembut atau feminin. Ini adalah dasar dari dua manifestasinya sebagai sengit (ghora atau Agni) dan lembut (somya atau Soma).

Namun bahkan sebagai elemen, Agni dan Soma lebih dari sekadar simbolisme luar. Agni sebagai api mewakili cahaya (Jyoti) dalam arti luas, yang meliputi cahaya persepsi dan cahaya kesadaran, bukan hanya cahaya sebagai prinsip material. Soma sebagai air (Apas) adalah media di mana cahaya dapat dipantulkan, yang pada akhirnya merupakan kualitas cahaya itu sendiri. Dalam hal ini Soma bukan hanya air, tetapi pikiran dan akhirnya, kekuatan reflektif kesadaran itu sendiri.

Soma sebagai kekuatan kosmik tidak hanya berair di alamnya. Ini memiliki kualitas berminyak yang dapat memelihara dan mempertahankan api. Dalam hal ini telah dibandingkan dengan ghee (ghrita) dalam tekstur. Semua benda yang kita lihat seperti bahan bakar untuk nyala kesadaran kita. Soma juga memiliki kualitas yang manis dan telah dibandingkan dengan madu.

Semua yang kita lihat adalah seperti bunga, dari mana madu kebahagiaan dapat diekstraksi. Properti-properti ini yang dapat menopang cahaya dan memberikan kegembiraan meliputi seluruh ruang. Para yogi agung dapat mengaksesnya dengan tubuh mereka yang halus (lingga atau tubuh api) dan bergerak sesuka hati melalui seluruh dunia, menemukan makanan dan kesenangan dalam semua yang mereka rasakan.

Soma adalah kesenangan yang merupakan padanan cahaya. Pada level terdalam, Agni adalah api kesadaran (Chidagni) yang tercermin dalam Soma atau air kebahagiaan. Dalam hal ini Agni dan Soma pada akhirnya sama, dua aspek yang saling melengkapi dari Brahman.

Kesenangan tanpa tujuan

Soma tertinggi adalah kenikmatan yang melekat dalam keberadaan itu sendiri (Brahman), bukan hanya kesenangan yang dihasilkan oleh kontak dengan benda-benda eksternal. Soma adalah ‘kesenangan murni’ yang benar-benar kita cari dalam semua yang kita kejar, bukan sekadar kesenangan sementara yang menggerogoti indra dan hanya refleksi. Setiap kebahagiaan yang didasarkan pada kontak dengan objek eksternal harus cepat berlalu dan akhirnya harus berakhir dengan rasa sakit. Kegembiraan atau kesenangan diri tanpa tujuan yang lebih tinggi ini hanya dapat dirasakan oleh kesadaran internal di luar fluktuasi pikiran, oleh nyala kesadaran yang tak tergoyahkan. Kita dapat mencapainya dengan mengambil status saksi (sakshi-bhava), yang memberikan kegembiraan persepsi dan menghindari rasa sakit karena keterlibatan. Selama kita mengandalkan kontak eksternal untuk mendapatkan Soma atau kebahagiaan kita, kita tidak bisa lepas dari roda duka.

Kita semua mencari suatu bentuk kebahagiaan dalam hidup. Kita semua menginginkan kebahagiaan abadi. Pencarian Soma ini melekat dalam jiwa, yang selalu berusaha untuk kembali ke asalnya ke Brahman. Demikian pula, kita selalu mengekstraksi beberapa bentuk Soma dari pengalaman hidup kita. Esensi atau rasa ini pada akhirnya menyenangkan. Itulah sebabnya Upanishad menyebut Diri sebagai rasa (raso vai sah).

Diri dikatakan sebagai fluiditas air, panasnya api, kekuatan angin untuk bergerak, kekuatan bumi untuk menahan dan kekuatan ruang untuk menyebar. Ini adalah kualitas unik atau esensi khusus, apa yang tertinggi dan terbaik dalam segala hal. Esensi unik ini adalah Soma. Kami menemukan Diri dengan pergi ke esensi dari sifat kita sendiri. Diri adalah mata mata, telinga telinga, pikiran pikiran. Itu adalah kebenaran kebenaran. Ekstraksi esensi dari semua yang kita ketahui adalah mengekstraksi Soma yang tersembunyi dalam semua hal. Proses ekstraksi ini terjadi dalam filter pemurnian (pavitra) jantung, dengan cahaya yang kita dapat membedakan jantung atau inti dari semua hal.

Pelihat dengan Yang Terlihat

Dalam Jnana Yoga, Agni adalah pelihat dan Soma adalah yang terlihat. Melihat memiliki kualitas yang berapi-api dan bekerja melalui cahaya. Yang terlihat adalah medan yang diterangi oleh cahaya dan sebenarnya hanya cahaya atau kesadaran yang dipantulkan secara eksternal. Kekuatan kita untuk melihat adalah kekuatan api sementara semua yang kita lihat berpotensi menjadi bahan bakar untuk itu. Jika penglihatan kita jelas maka itu dapat mengungkapkan Soma atau Ananda yang tersembunyi dalam semua yang kita lihat.

Api penglihatan mampu mematangkan, memasak, atau mengeluarkan esensi dari semua yang kita amati. Kunci Jnana (Pengetahuan diri) adalah bahwa apa pun yang kita lihat dengan perhatian penuh, dengan Agni yang penuh energi atau api kesadaran, akan menghasilkan Soma atau kegembiraan, bukan sebagai kenikmatan eksternal tetapi sebagai kebahagiaan yang sangat besar dari Diri.

Ketika kita melihat berbagai hal secara langsung, tanpa perpecahan, esensi mereka muncul, yaitu Ananda. Ini adalah keadaan Samadhi, yang merupakan aliran Soma pada tingkat batin. Kesatuan Agni dan Soma adalah kesatuan dari yang mempersepsi dan yang dipersepsikan. Ketika kita belajar untuk melihat ke dalam diri kita sepenuhnya dan sepenuhnya, melalui praktik penyelidikan-Diri, maka kesenangan yang melekat dalam Diri harus tampil sebagai Soma tertinggi atau kesenangan diri.

Pancha Kosha

Kelima selubung atau kosha adalah ajaran yoga umum yang akan kembali ke Taittiriya Upanishad. Masing-masing dari lima tingkat sifat kita ini memiliki bentuk Agni atau api sendiri, yang merupakan energi esensial. Masing-masing memiliki bentuk setara Soma, yang merupakan bahan bakar utamanya. Agni adalah pemakan atau penikmat, sedangkan Soma adalah makanan atau zat yang dinikmati.

Untuk menampilkan bagian ini, diperlukan
Login Membership
Dengan cara diatas, Jiva mengambil zat, kesan, dan gagasan dari dunia luar dan mengekstrak nektar Ananda darinya, seperti halnya lebah mengumpulkan serbuk sari dari berbagai bunga dan mengubahnya menjadi madu. Hasil akhir adalah esensi (rasa) dari pengalaman kita yang menjadi Ananda atau Soma Kosha, di mana karma dan samskara kita diadakan. Mereka yang telah memupuk api kesadaran mampu mengubah semua pengalaman mereka, termasuk kesedihan, menjadi Soma atau Ananda. Ini membawa mereka melampaui bidang semua Kosha.

Berbagi adalah wujud Karma positif